Jumat, 09 April 2010

Membedah Pemikiran Mahaguru NU

Judul : Hadratussyaikh Hasyim Asy’ari
Penulis : Zuhairi Miswari
Penerbit : Kompas
Cetakan : Pertama, Januari 2010
Tebal : xxx + 374 Halaman
Harga : Rp. 63.000

Nahdlatul Ulama (NU) merupakan organisasi massa (ormas) Islam terbesar di Indonesia dan di dunia. Diperkirakan sekitar 40-50 juta pengikut NU tersebar di seluruh pelosok Indonesia dan menyebar ke penjuru dunia. NU didirikan oleh KH. Hasyim Asy’ari dan sejumlah Ulama terkemuka pada 31 Januari 1926. Dalam pergerakannya, NU mengusung paham ahlussunnah waljamaah dan ormas Islam yang dikenal sebagai tonggak gerakan moderat yang menggabungkan antara gagasan keumatan dan ide kebangsaan.

Mahaguru NU KH. Hasyim Asy’ari merupakan salah seorang ulama Islam sangat terkemuka di masa perjuangan sebelum kemerdekaan sampai saat ini. Menurut Zuhairi Miswari, dalam buku Hadratussyaikh Hasyim Asy’ari ini setidaknya dua hal mendudukkan Hasyim Asy’ari sebagai sosok penting di tengah-tengah umat dan bangsa Indonesia.
Pertama, Hasyim Asy’ari merupakan ulama yang secara konsisten mengusung paham Ahlussunnah wal Jamaah, yaitu paham keagamaan yang dalam akidah berpegang pada teologi al-Asy’ariyah dan al-Maturidiyah, dalam fikih pada empat imam mazhab(Syafii, Malik, Abu Hanifah, dan Ahmad bin Hanbal), dan dalam ranah tasawuf bersandar kepada Imam al-Ghazali dan Imam Junaid al-Baghdadi. Kedua, Hasyim Asy’ari merupakan sosok penting karena menjadi salah satu pendiri NU, bersama sejumlah ulama pesantren lainnya, yaitu organisasi sosial-keagamaan terbesar di Tanah Air, bahkan di Asia Tenggara dan dunia Islam pada umumnya.

Lebih jauh, dalam buku ini Zuhairi Miswari mencoba untuk membedah pemikiran guru besar NU ini berdasarkan empat buku karyanya, yaitu Risalah Ahlis-Sunnah wal Jama’ah: fi Haditsil Mawta wa Asyrathissa’ah wa Baya Mafhumis-Sunnah wal Bid’ah (paradigma Ahlusunnah wal Jamaah: Pembahasan tentang orang-orang mati, tanda-tanda zaman, dan penjelasan tentang Sunnah dan Bid’ah); Al-Nurul Mubin fi Mahabbati Sayyid al-Mursalin(Cahaya yang Terang tentang Kecintaan pada Utusan Tuhan, Muhammad SAW); Adab al-Alim wal Muta’allim fi ma Yahtaju Ilayh al-Muta’allim fi Ahwali Ta’allumihi wa ma Yatawaqqafu alayhi al-muta’allim fi Maqamati Ta’limihi (Etika Pengajar dan Pelajar dalam Hal-hal yang Perlu Diperhatikan oleh Pelajar Selama Belajar); dan al-Tibyan: fin Nahyi ‘an Muqatha’atil Arham wal Aqarib wal Ikhwan (Penjelasan tentang Larangan Memutus Tali Silaturahmi, Tali Persaudaraan, dan Tali Persahabatan).

Dari empat karya diatas, kita bisa mencerna bahwa secara garis besar Hasyim Asy’ari membahas tentang paham Ahlussunnah wal Jamaah, bagaimana mencintai Rasulullah, ilmu sebagai fondasi umat, serta persaudaraan sebagai toleransi. Menurut Zuhairi, keempat buku tersebut merupakan dasar-dasar pemikiran yang melahirkan gagasan besar, yang kemudian dikenal sebagai paham keagamaan moderat.

Membaca buku ini membawa kita menjelajahi pemahaman sejarah, teks, konteks, maupun aktualisasi dari berbagai pemikiran Hasyim Asy’ari. Kehadiran buku ini tidak dipersembahkan hanya untuk kalangan warga NU, namun diperuntukkan kapada seluruh umat manusia baik Muslim maupun non-Muslim agar mengetahui sekelumit jasa Hasyim Asy’ari dalam membumikan gagasan keagamaan secara moderat, persaudaraan di tengah-tengah umat, dan kemerdekaan dari penjajahan sebagai mutiara pemikiran Mahaguru Nahdlatul Ulama.

Peresensi adalah Andriadi Achmad
Mahasiswa Program Pascasarjana Ilmu Politik Universitas Indonesia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar